Minggu, 07 Desember 2008

bagian III

TERBANG MENGENGGAM DUNIA
(KUMPULAN 45 SERIAL MOTIVASI)

Bagian III


sumber
1. andrew ho
2. Andrie Wongso
3. Adi W Gunawan
4. Andreas harefa
5. Eni Kusuma
6. Edy Zaqeus
7. Jennis S Bev

Collected by
Parikesit






19. Everything is Possible - Segalanya adalah Mungkin
“It is difficult to say what is impossible, for the dream of yesterday is the hope of today and the reality of tomorrow. – Sulit mengkategorikan apa saja yang tergolong tidak mungkin dapat diwujudkan, karena impian di masa lalu adalah harapan di masa sekarang dan merupakan realitas di masa yang akan datang.” Robert H. Goddard
Ketika pertama kali Walt Disney mencari pinjaman uang untuk membangun sarana bermain untuk anak-anak di Orange County, California, tidak seorangpun menanggapinya. Mickey Mouse pun dulu dianggap hanya lelucon orang gila. Begitu pula yang terjadi pada Fred Smith. Hampir setiap orang mentertawakannya, ketika ia mendirikan sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman barang, Federal Express.
Contoh lain adalah realitas keberhasilan Ross Perot yang sekarang mempunyai usaha bernilai milyaran USD. Padahal dulu ia merintis usaha tersebut hanya dengan modal 1.000 USD. Rasanya juga tidak mungkin Richard Branson kini berhasil mengembangkan bisnis transportasi udara, Virgin Airways, dan sebuah kerajaan media global hanya dalam waktu 10 tahun dan dengan modal 10.000 USD. Tidak pula ada yang mengira keputusan Ray Kroc di usia 54 tahun untuk membeli kios hambuger milik MacDonald bersaudara kini benar-benar menjadikannya milyuner sekaligus pemilik Mc Donald.
Beberapa kenyataan yang telah saya sebutkan di atas membuktikan bahwa ‘segalanya adalah mungkin’. Saya juga sudah membuktikan ‘segalanya adalah mungkin’ lewat acara Fire Walk atau berjalan di atas bara api. Acara tersebut diikuti begitu banyak peserta. Semua peserta, termasuk seorang anak berusia 9 tahunan, mendapatkan giliran menyeberang di atas api yang membara.
Seluruh peserta berhasil melewati bara api dengan kaki telanjang, dan bahkan beberapa di antara mereka justru dapat mengatasi trauma pada api setelah berhasil melewati bara api tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa ketakutan pada bara api yang panas sebenarnya hanya merupakan efek dari halusinasi pikiran belaka. Bila kita mengkondisikan pikiran bahwa kita mampu melakukan sesuatu, misalnya berjalan di atas bara api, maka tidak akan ada hal yang tidak mungkin dapat Anda lakukan atau wujudkan.
St Francis of Assisi, yang hidup diantara tahun 1181-1226 dan pendiri dari Franciscan Order, mengatakan, “Start by doing what is necessary, then what is possible, and suddenly you are doing the impossible.” Ia memberikan petunjuk bagi kita untuk dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan. Yang pertama dan yang terpenting adalah mengawali dengan usaha sekeras mungkin. Kemudian mengerjakan dan menyelesaikan dengan baik hal-hal yang sekiranya dapat kita lakukan. Maka seketika kita akan menyadari bahwa kita sedang melakukan hal yang menakjubkan dan sebelumnya kita anggap tidak mungkin.
Semua realitas yang ada saat ini dulu juga dianggap tidak mungkin. Tetapi manusia dengan segala potensinya yang luar biasa telah dapat mewujudkan semua realitas ini. “I can't believe that God put us on this earth to be ordinary, - Saya tidak percaya bahwa Tuhan menciptakan kita di dunia ini untuk menjadi yang biasa-biasa saja,” terang Lou Holtz. Karena manusia memiliki keistimewaan tersendiri, dan sangat potensial mewujudkan impian-impiannya.
Salah satu potensi manusia yang memungkinkan segalanya dapat terwujud adalah impian itu sendiri. Keberhasilan Walt Disney, Fred Smith, Richard Branson, Ray Kroc dan lain-lain berawal dari impian. Walt Disney mengatakan, “If you can dream it, you can do it. – Jika Anda bisa memimpikannya, berarti Anda juga bisa mewujudkannya
20. FONDASI KOKOH TAK SEKADAR KUAT
Saat ini kebetulan saya sedang membangun sebuah rumah tinggal. Dalam proses itu saya memerhatikan, ada satu hal sangat penting yang jadi perhatian sang mandor. Ia sangat peduli dengan fondasi cor yang dibuatnya. Kurang padat sedikit atau saat komposisinya kurang mantap menurut pandangannya, ia akan segera menegur tukang yang mengerjakan fondasi. Sebab, menurut dia fondasi haruslah kokoh, sangat kokoh malahan. Dengan begitu, jika kemudian bangunan menjulang ke atas, fondasi ini akan menjadi penopang yang bisa membuat bangunan bertahan sampai lama. Ia menyebut bangunan-bangunan tua peninggalan masa Belanda, selain temboknya yang tebal, fondasinya juga sangat kokoh menghujam ke dalam tanah.
Penuturan sang mandor mengingatkan saya pada sebuah kalimat yang sering disebut seorang teman, “Kalau mau jadi bos, mau jadi pimpinan, mau jadi pengusaha, fondasinya harus kuat dulu. Sebab, kalau yang didapat hanya secara instan, biasanya kekuatan saat kita di puncak itu sangat mudah tergoyang oleh angin kehidupan.”
Cukup lama saya merenungi ucapan rekan tersebut. Ternyata, hal tersebut saya temui ketika saya membuka usaha. Saat usaha belum kokoh fondasinya, sesukses apa pun, ternyata sulit mempertahankannya. Namun, jika fondasi usahanya sudah cukup kokoh dan tertata dengan rapi, maka goncangan seberat apa pun, ternyata bisa diselesaikan dengan cara yang elegan dan mampu memuaskan banyak pihak.
Lantas, fondasi yang kokoh untuk berbisnis itu apa saja? Pertemanan, kepercayaan, kerja keras, atau hal lainnya? Berkaca dari pengalaman—baik pribadi dan orang lain—ternyata masing-masing orang punya “fondasi” masing-masing. Namun, salah satu yang paling sering disebut—dan saya alami juga—adalah dua hal, yakni soal kepercayaan dan komunikasi.
KepercayaanBicara tentang soal kepercayaan, sebenarnya seperti membicarakan sesuatu yang mudah diomongkan namun kadang sulit untuk dilakukan. Betapa tidak, sebab kadang dalam hati ini selalu muncul rasa curiga, ingin tahu urusan orang, dan berbagai hal lainnya yang kemudian berujung pangkal pada soal kepercayaan ini.
Dalam beberapa kasus, kadang saat kita mencoba memercayakan sebuah pekerjaan kepada orang lain, hati kecil sering bertanya, apa dia mampu ya? Bagaimana kualitas kerjanya nanti? Bagaimana jika ia tidak bisa meng-handle masalah? Bagaimana jika ini, bagaimana jika itu? Ibarat sebuah pepatah: dilepas kepalanya, dipegang ekornya. Karena hati kecil ini sering muncul rasa tidak percaya, maka kemudian pikiran malah serasa terbebani. Akibatnya, seolah-olah kerja jadi tidak pernah maksimal. Itu kadang terjadi jika kita punya anak buah atau rekan kerja yang mungkin—kita merasa—levelnya masih di bawah kita, baik level kemampuan atau bahkan usia. Maka, tak heran jika kemudian muncul iklan bertajuk: “Yang muda, yang tak dipercaya.”
Soal kepercayaan ini juga yang sering mengganggu kita saat membentuk sebuah usaha bersama-sama dengan beberapa rekanan. Kadang, meski rekanan itu seorang sahabat sekalipun, unsur rasa kepercayaan ini seringkali terasa mengganggu. Apalagi, jika sebuah usaha tiba-tiba menjadi besar dan mulai kebanjiran order. Banyak kasus yang menunjukkan jika usaha masih kecil sepertinya tenang-tenang saja, namun begitu menjadi besar malah kemudian terjadi perpecahan. Masalah ini biasanya terjadi karena masalah kepercayaan. Apalagi, kalau sudah menyangkut masalah uang besar.

21. Hukum Konsentrasi The Law of Concentration
“Seseorang dapat melakukan segala-galanya, tetapi mungkin tak satupun yang dapat dikerjakannya dengan baik.” -- Andrew Ho --
Untuk mendapatkan banyak keuntungan, banyak orang berusaha melakukan segala hal. Akhirnya, tidak ada satupun memberikan hasil optimal. Padahal sudah banyak waktu yang terbuang dan ratusan bahkan ribuan ‘kejadian penting’ dilewatkan begitu saja. Keuntungan akan jauh lebih besar jika kita mampu bertindak secara hati-hati dalam menentukan satu pilihan. Memfokuskan perhatian pada satu pilihan akan jauh lebih menguntungkan. Untuk meraih sukses pun tidak jauh berbeda, karena fokus pada satu objek selalu dibutuhkan dimana-mana.
Contohnya ada seseorang memastikan pilihannya menjalankan bisnis pemasaran jaringan. Iapun bergabung dengan perusahaan sebut saja A. Tetapi ketika perusahaan B datang, ia langsung bergabung. Tak lama kemudian perusahaan C menawarkan barang, ia juga tertarik dan ikut menjalankan peluang bisnisnya. Lalu perusahaan D memberikan iming-iming bonus yang cukup besar, iapun ikut. Kejadian itu terjadi terus menerus. Jadi setiap kali ada perusahaan datang, ia bergabung.
Mungkin distributor itu mengira dapat memperoleh penghasilan berlipat ganda dengan menjalankan lebih dari satu jenis bisnis pemasaran jaringan. Di perusahaan A mendapatkan bonus Rp. 2 juta, dari perusahaan B memperoleh 3 juta. Sehingga, total menjadi 5 juta. Tetapi sebenarnya pemikiran seperti itu sudah salah kaprah, sebab ia dapat memperoleh bonus lebih dari 10 juta bila terfokus menjalankan satu jenis bisnis network marketing.
Perhitungan hasil atau bonus tidak dapat diukur secara matematis. Dalam bisnis network marketing ini tidak berlaku 1 + 1 = 2. Apabila ditambah terus jenis bisnis network marketing-nya, bukan berarti bonus yang diperoleh juga akan semakin besar.
Contoh lain misalnya sekarang saya mempunyai seorang istri, kemudian saya menambah satu istri lagi. Jika jumlah anak yang dihasilkan dari dua istri itu ada 3 orang, berarti anggota keluarga saya ada 5 orang, bukan 2 orang. Pehitungannya bukan lagi 1 +1 = 2, tetapi ternyata 1 + 1 = 5 atau 6 atau 7 dan lain sebagainya. Jadi tidak mungkin tanpa fokus, seseorang benar-benar meraih puncak kesuksesan di bisnis network marketing atau di dunia bisnis lain.
Berdasarkan pengalaman saya selama belasan tahun menggeluti dunia network marketing, kebiasaan semacam itu merupakan salah satu penyebab kegagalan. Tidak sekalipun saya menemukan satu orang dapat meraih puncak prestasi dan sukses di beberapa perusahaan network marketing. Logikanya, bagaimana mungkin kita mempengaruhi para distributor untuk masuk ke beberapa jenis network marketing. Lalu distributor itu akan kebingungan, bisnis yang mana yang akan ditekuni? Menjadi pengusaha supermarket network marketing business ataukah menjadi distributor? Padahal yang terpenting disini adalah fokus. Apakah mungkin ada sebuah perusahaan yang menyedia jasa segala jenis pencucian, dari mulai pencucian baju sampai mobil? Perusahaan seperti itu tidak pernah saya temui. Maka dari itu pilihlah satu saja, meskipun bukan the best atau paling baik. Pilihlah yang benar-benar sesuai untuk jiwa Anda dan kemudian berfokus padanya. Tunjukkan komitmen pada pilihan tersebut. Jika kita menunjukkan kejelasan komitmen, hal itu akan mempengaruhi kredibilitas atau kepercayaan terhadap diri kita.
Contohnya jika kita selalu konsisten menjalankan bisnis A, maka orang lain akan percaya kepada kita. Kalau kita terus berfokus, maka orang lain juga akan melakukan hal yang sama. Mereka akan dengan sukarela mengikuti kita. Jadi teruslah terfokus, dengan begitu kita kita akan menjadi yang terbaik dan sukses.*


22. Hukum Sebab Akibat
The Law of Cause and Effect
“Segala sesuatu yang terjadi tidak mungkin disebabkan oleh kebetulan, tentu ada sebabnya.”-- Andrew Ho --
Alam semesta yang begitu besar beserta isinya ternyata tunduk dan patuh tehadap hukum alam. Salah satu hukum alam tersebut menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi di alam semesta merupakan akibat dari sesuatu. Fenomena di seluruh belahan dunia, baik yang buruk atau positif, semua dikarenakan suatu sebab. Itulah yang dinamakan hukum sebab akibat, yang merupakan induk dari semua hukum alam yang ada.
Semua kejadian di dunia ini menjelaskan bagimana hukum sebab akibat ini bekerja. Contohnya adalah apa yang dialami oleh Nina (bukan nama asli). Wanita usia 20-an tahun ini sedang ditimpa masalah pelik, karena semua orang membenci dirinya.
Ternyata setelah ditelusuri, sikap dan perkataan Nina sering menimbulkan benih-benih kebencian dari orang-orang di sekelilingnya. Nina selama ini tidak pernah berusaha meredam kebencian itu, tetapi sebaliknya ia menjadikan kebencian itu makin subur. Sehingga pada suatu waktu kebencian itu meledak dan menyulitkan dirinya sendiri. Tentu kebencian itu bukan muncul tiba-tiba atau ada secara kebetulan, dan masih banyak contoh kejadian lain.
Segala hal yang terjadi terhadap diri kitapun tentu dikarenakan suatu hal. Bisa jadi kita tahu sebabnya, atau mungkin kita tidak akan tahu sama sekali dan tetap menjadi rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi yang jelas semua itu terjadi bukan karena kebetulan. Artinya, kita difahamkan bahwa apapun yang kita tanam, maka itulah yang nantinya akan tuai.
Hukum alam ini mengajak manusia untuk senantiasa menanam kebaikan dengan bersikap jujur, ikhlas, dan ringan tangan membantu sesama. Karena sekecil apapun bentuk kebaikan itu akan memberikan imbalan positif secara tidak terduga. Tetapi jika seseorang selalu bersikap jahat, kejam dan selalu menyebarkan isu negatif, berarti ia sudah menanamkan benih-benih kehancuran. Maka jangan heran jika suatu ketika ia akan menelan bencana.
Fenomena alam apapun sebenarnya merupakan petunjuk bagi manusia. Tetapi tidak banyak orang yang mengerti arti petunjuk dari hukum alam sebab akibat. Kebanyakan manusia mengeluh ketika sedang gagal atau tidak bahagia. Padahal, baik buruknya nasib kita sangat tergantung sejauh mana kita mengusahakan kesuksesan itu.
Agar lebih mudah memahami dan melaksanakan hukum alam ini, maka manusia dituntut untuk bersikap dan berpikir lebih bijaksana. Implementasi bentuk kebijaksanaan sikap salah satunya adalah kemurahan hati dan bantuan yang tidak harus berupa materi. Motivasi positif, makanan, minuman, tenaga, merupakan bagian dari perbuatan terpuji yang dapat disumbangkan kepada orang lain. Baru setelah itu kita dapat menanti hasil dari perbuatan kita.


23. JANGAN MENUNDA, MUNGKIN TAK ADA KESEMPATAN KEDUA
“Live good, honorable life. Then when you get older and think back, you’ll be able to enjoy it a second time. – Hiduplah dengan baik dan penuh arti. Supaya kelak disaat Anda tua dan mengingatnya kembali, Anda akan menikmatinya kembali selama beberapa saat.”~Dalai Lama
Setiap tahun tak kurang dari dua kali kami jalan-jalan ke luar negeri untuk menemani para distributor. Dalam kurun waktu tujuh tahun belakangan, kami sudah mengunjungi lebih dari 20 negara di benua Asia, Eropa Timur dan Barat, Australia dan Afrika. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman bersama 130 orang distributor sewaktu mengunjungi Gold Coast, Sydney, dan Brisbane selama seminggu pada bulan Maret lalu.
Sebenarnya saya sudah tiga kali mengunjungi negeri kanguru itu. Tetapi karena membawa rombongan distributor yang berbeda, sehingga kesan yang saya bawa pulang selalu berbeda. Khususnya saat mengunjungi Dream World. Sesuai promosinya yaitu – Dream World! So Many World in One! – disana banyak permainan yang tak hanya penuh dengan tantangan melainkan petualangan yang sangat menegangkan tetapi sangat mengesankan.
Permainan paling fantastis adalah The Big 5 Thrill Rides, yang terdiri dari The Tower of Terror, Giant Drop, Cyclone, Wipeout dan The Claw. The Tower of Terror adalah sarana permainan terjun bebas dari ketinggian 38 lantai atau sekitar 100 meter selama 6,5 detik. Giant Drop juga sarana permainan terjun bebas tertinggi, versi Guiness Book of World Records, dengan ketinggian 39 lantai atau 120 meter. Untuk naik ke atas Giant Drop dilakukan dalam waktu 90 detik. Sedangkan waktu untuk terjun hanya 5 detik.
Sementara Cyclone permainan gravitasi tertinggi di Sounthern Hemisphere. Diceritakan bahwa permainan tersebut dapat memberikan 13 jenis pengalaman berbeda, dari mulai 1.000 macam kecepatan tinggi, jantung berdegub kencang, rambut berdiri, lompatan 360 derajat dan jeritan keras. Wipeout adalah permainan, yaitu peserta dibelit kemudian diputar 360 derajat. Sedangkan dalam permainan The Claw, peserta terayun dengan kecepatan 75 kilometer per jam dan dengan perputaran 360 derajat.
Semoga penjelasan saya dapat memancing kesan terhadap permainan yang menegangkan tetapi sangat mengesankan itu. Sayang sekali, kekuatan fisik saya sudah tidak memungkinkan untuk ikut merasakan secara langsung permainan-permainan yang menekankan pada ketinggian dan kecepatan. Sungguh menyesal, saya hanya menjadi penonton.
Meskipun hanya menjadi penonton, saya memetik sesuatu yang berharga dan ingin saya bagikan kepada pembelajar yang budiman. Seperti kata Dalai Lama, “When you lose, don’t lose the lesson. – Ketika Anda kehilangan, jangan kehilangan pula pelajaran berharga darinya.” Sesuatu itu adalah pesan agar jangan pernah sia-siakan waktu dan kekuatan dalam diri kita untuk hal yang lebih bermanfaat, benar dan patut dibanggakan atau dikenang kelak di waktu tua.


24. KARAKTER DAN REPUTASI

Hubungan antara karakter dan reputasi dijelaskan oleh seorang bernama John Wooden dengan sangat tepat. Ia mengatakan, “Be more concerned with your character than your reputation, because your character is what you really are, while your reputation is merely what others think you are”. Dengan kata lain, karakter menyangkut innate image sementara reputasi menyangkut social image. Mengutamakan innate image ini berarti being true to yourself, jujur terhadap diri sendiri alias menjadi otentik, yang merupakan jalan satu-satunya untuk dapat membangun integritas sejati (baca: menjadi manusia yang utuh).
Di era lahirnya––apa yang dengan tepat disebut oleh Yasraf Amir Piliang sebagai––sebuah dunia yang dilipat (baca: internet), tehnik-tehnik pencitraan telah menjadi komoditi yang dikonsumsi dengan lahap oleh siapa saja yang ingin dicitrakan secara positif untuk memperoleh atau melindungi kepentingan tertentu. Artinya ada upaya untuk mendahulukan reputasi melalui proses rekayasa yang canggih dan sistematik, agar citra sosial yang ditampilkan lewat serangkaian aktivitas public relations dapat membentuk opini publik tentang “seseorang” atau “sesuatu”. Soal apakah reputasi ciptaan itu sesuai atau tidak dengan realitas dan kebenaran, menjadi urusan nomor dua.
Dampak yang paling mengerikan dari upaya mendahulukan reputasi daripada karakter adalah makin suburnya kemunafikan dan kepalsuan. Hal ini paralel dengan apa yang digagas Stephen R. Covey (1989) ketika membicarakan dan membedakan antara Personality Ethic dan Character Ethic. Sebab menurut studi doktoral yang dilakukan Covey, literatur tentang cara-cara meraih keberhasilan atau sukses––khususnya di Amerika, tetapi mungkin juga benar secara universal––mengalami pergeseran dari penekanan kepada usaha membangun karakter seperti yang dicontohkan oleh Benyamin Franklin, ke penekanan kepada usaha pengembangan kepribadian.
Di Amerika, selama kurun waktu 150 tahun pertama sejak kemerdekaannya (1776–1926), fondasi keberhasilan diyakini bertumpu pada Character Ethic, yakni upaya mengintegrasikan prinsip-prinsip agar menjadi bagian dalam diri. Integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keadilan, kesabaran, kesederhanaan, keberanian, kerajinan, kesantunan, dan the Golden Rule (berbuatlah kepada orang lain seperti yang kamu kehendaki orang lain perbuat kepadamu), merupakan hal yang diyakini sebagai fondasi kokoh bagi keberhasilan sejati. Lalu, pada 50 tahun berikutnya (1926–1976), terjadi pergeseran ke arah Personality Ethic. Keberhasilan lalu lebih dipahami sebagai fungsi kepribadian, citra public, sikap dan perilaku, berbagai keterampilan dan tehnik-tehnik yang memperlancar interaksi hubungan antar manusia. Dua pola yang mendukung Personality Ethic ini adalah (1) teknik-tehnik human and public relations; dan (2) ajaran mengenai positive mental attitude (PMA).
Ajaran Covey mungkin membuat marah para ‘pengikut’ (antara lain) David J. Schwartz, Napoleon Hill, dan Norman Vincent Peale. Namun dengan kepala dingin kita dapat menilai bahwa dalam hal ini Covey benar. Rekayasa citra sangat berpotensi untuk menjadi prostitusi citra, dan rekayasa sikap positif yang tidak didasarkan pada paradigma yang lebih baik hanya dapat memberikan perubahan sementara yang tidak mendasar dan karenanya “kurang bernilai”.
Hal ini tidak berarti bahwa social image itu tidak perlu direkayasa, tetapi hal itu hendaknya tidak dilakukan untuk memanipulasi, mengaburkan, dan menyimpang dari innate image seseorang. “Tampilan” diri seseorang atau sesuatu itu harus selaras dan benar-benar mencerminkan the true self (diri sejati) yang ada “didalam” (innate). Bila tidak, maka yang terjadi adalah pemalsuan atau twisting of meaning (pemelintiran makna). Hal ini hanya akan melahirkan orang-orang munafik yang kata-kata dan perbuatannya saling bertabrakan sehingga ia tidak dimungkinkan menjadi pribadi yang berintegritas (utuh).
Character Ethic berkaitan dengan upaya membangun karakter (innate image), sementara Personality Ethic adalah soal membangun reputasi (social image). Yang pertama harus menjadi landasan bagi yang kedua, dan bukan sebaliknya. Yang pertama berkaitan dengan prinsip-prinsip hidup, sementara yang kedua menyangkut soal gaya hidup. Dan hanya bila keduanya selaras, maka keberhasilan seseorang dapat menjadi lestari (sustainable) karena bersifat sejati. Bila tidak, maka keberhasilan itu ibarat bangunan yang tak berfondasi atau dibangun di atas pasir. Banjir dan angin topan (baca: krisis) akan meluluhlantakkan semua itu dalam sekejap waktu. Dan reputasi palsu atau citra sosial yang dibangun berpuluh tahun akan lenyap seketika seiring dengan tampilnya ‘karakter tercela’ yang selama ini disembunyikan.[aha]
* Andrias Harefa adalah seorang trainer, pembicara publik, dan penulis 30 buku laris. Ia dapat dihubungi di:
aharefa@cbn.net.id.

25. KEBERANIAN YANG DAPAT MENGUBAH KEHIDUPAN
“Tears will not erase your sorrow; hope does not make you successful; courage will get you there."– Air mata tidak akan menghapus dukamu; berharap tidak akan membuatmu sukses; hanya keberanian yang bisa membawamu kesana. Johni Pangalila
Setiap hari kita mempunyai peluang yang menguntungkan, entah itu dalam skala kecil maupun besar. Bila kita cukup berani, maka peluang-peluang tersebut akan menjadi keberuntungan yang besar. Sebab keberanian akan menimbulkan aksi yang signifikan.
Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Aristotle mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the beginning of wisdom. Kemampuan menahklukkan rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan.” Artinya, orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.
Beberapa abad yang silam Virgil mengatakan, “Fortune favors the bold. – Keberuntungan menyukai keberanian.” Marilah kita belajar dari para tokoh olah raga yang mempunyai prestasi berskala internasional, yaitu Carl Lewis, Michael Jordan, Marilyn King dan lain sebagainya. Mereka mempunyai keberanian yang tinggi untuk menepis segala kekhawatiran akan keterbatasan dalam diri mereka. Karena itulah mereka mampu berprestasi di bidang olah raga dan tampil sebagai tokoh yang berkarakter.
Kita juga mempunyai peluang yang sama besar di bidang yang sama ataupun di bidang lain, misalnya di bidang seni, politik, bisnis, ilmu pengetahuan, filsafat dan lain sebagainya. Tetapi apakah kita sudah mempunyai cukup keberanian menangkap peluang yang datang setiap hari itu dan mengubahnya menjadi prestasi hidup?
Hanya diri kita yang mampu mengukur apakah keberanian kita cukup besar? Marilyn King mengatakan bahwa keberanian kita secara garis besar dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu visi (vision), tindakan nyata (action), dan semangat (passion). Ketiga hal tersebut mampu mengatasi rasa khawatir, ketakutan, dan memudahkan kita meraih impian-impian.
Berdasarkan visi atau tujuan yang ingin kita capai, satu hal yang terpenting adalah kita harus menciptakan kemajuan. Menurut Vince Lombardi, seorang pelatih rugby ternama di dunia, upaya menciptakan kemajuan akan berjalan secara bertahap. Adanya perubahan menjadikan diri kita berani membuat kemajuan yang lebih besar. Karena itu Anthony J. D'Angelo menegaskan, “Don't fear change, embrace it. – Jangan pernah takut pada perubahan, tetapi peluklah ia erat.” Maka perjelas visi, supaya berpengaruh signifikan terhadap keberanian.

26. Kecantikan Seorang Wanita
“Beauty can’t amuse you, but brainwork – reading, writing, thinking – can. – Kecantikan tidak akan membuat Anda senang, tetapi kepintaran – dengan cara banyak membaca, menulis, dan berpikir – bisa membuat Anda senang.” Helen Gurley Brown
Artinya, kecantikan wanita itu bukan hanya diliat dari segi fisik. Kecantikan juga meliputi wawasan ilmu pengetahuan. Membaca, melatih diri menganalisa sesuatu dan berpikir sangat efektif meningkatkan kepintaran.
Pada tanggal 26 September 2005 saya berkesempatan menjadi juri dalam sebuah ajang pemilihan ratu kecantikan bernama Miss Chinese Cosmo Pageant 2005. Ajang serupa sebenarnya sudah 3 kali diselenggarakan di Beijing-Cina, tetapi baru pertama kali diadakan di Denpasar – Indonesia. Dari sekian banyak calon peserta, hanya 15 wanita saja yang lolos dan dikarantina selama satu minggu sebelum mengikuti ajang pemilihan ratu kecantikan tersebut.
Sebagai trainer sekaligus dewan juri, saya tidak sekedar memberikan poin lebih kepada mereka berdasarkan kecantikan dari segi fisik semata. Keahlian masing-masing peserta, termasuk kemampuan dalam menjawab pertanyaan secara spontan, sangat berpengaruh terhadap penilaian para juri. Saya kira, peserta yang sudah terbiasa membaca, menulis, dan berpikir sangat berpeluang memenangkan kontes tersebut.
Tetapi standar kecantikan dalam kontes pun pasti jauh berbeda dengan standar kecantikan kehidupan kita sehari-hari. Karena pada dasarnya kecantikan itu suatu konsep dengan multi difinisi. Saya sendiri mempunyai kriteria khusus dalam menilai kecantikan seorang wanita, dan mungkin itu akan berbeda dengan pendapat orang lain.
Di mata saya, setiap wanita itu cantik, dan masing-masing wanita memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh wanita lain. Setiap wanita memiliki kecantikan yang berasal dari hati dan jiwa dan bersifat permanen. Kecantikan seperti itu sering disebut dengan inner beauty atau keluhuran budi pekerti.
Seluruh dunia mengakui kecantikan Theresia dari Calcuta – India. Meskipun dari segi fisik, wanita tersebut renta, keriput, dan jauh dari standar wanita seksi. Tetapi setiap tindak tanduknya dihiasi dengan budi pekerti yang sangat luhur dan pancaran kasih sayang yang tulus dari dalam hati. Hal itu menjadikan sosok Theresia memiliki kecantikan yang menawan. Meskipun sudah cukup lama meninggal dunia, tetapi kecantikannya tidak pernah lekang oleh waktu.
Saya sengaja mengambil contoh Theresia dari Calcuta – India, karena saya ingin memaparkan bahwa kecantikan wanita itu jauh dari penampilan atau figurnya. Kecantikan seseorang merupakan paduan dari banyak sekali karakteristik yang indah, misalnya sikap, etika, sopan santun, kemandirian, kecerdasan, ketangkasan, humor, kemampuan bersosialisasi, kepekaan dan kasih sayang, religius, kemurahan hati dan lain sebagainya. Leonardo da Vinci menyebutkan, “Beauty adorns virtue. – Kecantikan memuja kebaikan.” Artinya siapapun memiliki kecantikan yang luar biasa apabila bersedia mempercantik hati atau jiwanya. Namun bila masih ada wanita yang merasa jelek, mungkin ia harus memperhatikan beberapa hal penting di bawah ini.

27. KEGIGIHAN
Satu Hal yang Paling Membedakan antara Kegagalan dan Kesuksesan
“Achievement seems to be connected with action. Successful men and women keep moving. They make mistakes, but they don't quit. – Prestasi terkait erat dengan tindakan. Orang-orang yang sukses akan terus berupaya. Mereka melakukan kesalahan, tetapi mereka tidak menyerah.” Conrad Hilton
Orang sukses bukan tidak pernah gagal, melainkan mereka tidak pernah menyerah. Sikap tersebut memerlukan mentalitas yang gigih. Kegigihan adalah salah satu unsur kehidupan yang sangat penting bagi kita. Sebagian besar orang-orang yang sukses memiliki mental seperti itu.
Contoh, Laksamana Peary baru berhasil mencapai Kutub Utara setelah berupaya 8 kali. Sementara Thomas Alfa Edison melakukan eksperimen 1.000 kali sebelum berhasil menemukan bola lampu dan 1.000 paten terbanyak sepanjang masa. John Creasey ditolak 743 kali oleh penerbitnya, sebelum berhasil menerbitkan 560 judul buku, yang telah terjual lebih 60 juta kopi. Begitupun yang terjadi pada Albert Einstein, Abraham Lincoln, dan lain sebagainya. Mereka tidak memiliki kelebihan khusus kecuali kegigihan.
Presiden USA ke 30, Calvin Coolidge mengatakan, “Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat menggantikan kegigihan. Bakat? Sudah sangat umum orang yang tidak berhasil karena ia hanya mengandalkan bakat. Kecerdasan? Sangat banyak orang yang cerdas tetapi tidak punya apa-apa. Pendidikan yang tinggi? Di dunia ini sangat banyak orang terlantar yang berpendidikan cukup tinggi. Kegigihan dan tekad kuat saja yang memiliki kekuatan besar.”
Ketika kita memutuskan untuk tetap melanjutkan upaya hingga tercapai tujuan, itulah kegigihan. Meskipun tidak mudah memilikinya, tetapi kehidupan ini sendiri sebenarnya dapat membentuk kegigihan kita. Sehingga tak menutup kemungkinan kitapun memiliki sikap mental yang gigih dan menjadi salah satu dari orang-orang sukses di dunia.
Langkah yang dapat kita tempuh untuk membangkitkan mentalitas kegigihan kita adalah membaca dan mendengar kisah tentang bagaimana orang-orang sukses di dunia mengatasi berbagai rintangan sampai akhirnya mereka berhasil menjadi pemenang. Bila kita mengorek informasi lebih jauh tentang perjuangan mereka, kita akan mendapati bahwa mereka tak jauh berbeda dengan kita. Jika kita memiliki kualitas kegigihan seperti mereka, berarti kitapun mampu melakukan sesuatu yang luar biasa.
Memiliki target yang jelas dan terukur juga dapat membangkitkan kegigihan. Ketika segalanya berjalan sulit atau tantangan semakin besar, baiknya fokuskan pada target yang ingin kita capai. Orang yang sukses pasti memiliki kreatifitas untuk menciptakan alternatif-alternatif mengatasi kesulitan di tengah proses pencapaian tujuan. Target yang jelas merupakan sumber kreatifitas, keberanian dan energi untuk tetap gigih berupaya.
Melakukan visualisasi akan sangat mempengaruhi semangat dan suasana hari-hari kita. Caranya adalah mengosongkan pikiran terlebih dahulu. Kemudian pejamkan mata, dan lihatlah diri kita sejelas-jelasnya. Misalnya melihat diri kita mendapatkan sebuah penghargaan, lalu diminta memberikan kata sambutan di panggung sebagai seorang ilmuwan yang telah menemukan tehnologi terbaru dan efektif memajukan hasil pertanian 100 kali lipat. Kemudian kita juga akan melihat disana kita berbicara dengan percaya diri dan profesional serta memberikan inspirasi kepada banyak orang yang menghadiri acara tersebut. Bayangkan bagaimana seumpama kita nanti benar-benar mengalaminya. Melakukan visualisasi sesering dan sejelas mungkin seperti itu dapat membangkitkan tekad kita untuk melakukan langkah-langkahyang luar biasa. “Ingatlah selalu bahwa tekad Anda untuk sukses adalah lebih penting daripada apapun,” terang Abraham Lincoln.

Tidak ada komentar:

Kok Rapid Test Bayar?

Kok Rapid Test Bayar? Ada hal yang membuat saya sedikit heran akhir-akhir ini, yakni   soal rapid test. Logika saya sederhana? Mengapa kit...