Jumat, 15 November 2019

Konsep Perkuliahan di Era Revolusi Industri 4.0


Tulisan ini adalah tulisan spontan yang  sy buat sambil menunggu my little Kinan yang sedang perform dance monke y di sekolahnya. Tetapi semoga tidak mengurangi ‘gizi’ tulisan ini. Pertama, sy menyambut baik terpilihnya Mas Nadim Makarim sebagai Mendikbud yang baru. Sy termasuk orang yang antusias dengan terpilihnya beliau, terlebih pendidikan tinggi pun akan kembali ditempatkan dalam Kemdikbud. Semoga mantan CEO Go-Jek ini dengan segala kapasitas dan kreativitasnya yang sudah terbukti di Go-JeK, mampu membuat pendidikan Indonesia Go-Overseas dan Go-Global.

Ok, tulisan ini sekedar pemikiran spontan tentang Konsep perkuliahan di Era Revolusi Industri 4.0. Tujuan akhirnya adalah, dalam ranah pendidikan tinggi, pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas dosen, mahasiswa dan pegawai sekaligus memperkecil ruang manipulasi dan kompromi. Sekali lagi sy menyampaikan ide dan pemikiran dengan mencoba menggunakan Bahasa sehari hari atau bahkan prokem sehingga lebih mudah dimengerti, apalagi ini ditulis untuk segmen media social bukan ilmiah.

Lalu seperti apa konkritnya

Sisi Absensi

Perlu adanya absensi perkuliahan dengan absensi pengenalan wajah. Tak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga dosen. Ini untuk mempekecil peluang  bisnis JASTIP di kelas alias jasa titip absen. Di level sekolah, beberapa aplikasi di sekolah yang  saat ini digunakan sudah bagus, tinggal dimodifikasi saja untuk diterapkan di level perkuliahan. Sy pernah melihat applikasi KitaSchool (absensi sekolah berbasis cloud) yang cukup jelas dan transparan merekam jejak performa murid2 sekolah. Selain itu, aplikasi ini akan menjadi bank atau basis data semua materi perkuliahan, jadwal, waktu, tempat kuliah. Tidak ada alasan lagi terlambat kek, ga tahu kelas kek, salah jadwal kek, dan alasan2 pemaaf lainnya, karena dengan aplikasi ini kesalahanmu tak akan lagi termaafkan….Tak hanya bagi mahasiswa, bagi si dosen juga. Bayangkan jika aplikasi ini akan memiliki fitur-fitur yg lengkap dan mudah, semudah kita memilih menu makanan di Go-food.

Bagi mahasiwa KUPU KUPU alias kuliah pulang - kuliah pulang, aplikasi ini justru membantu mereka lebih efisien, apalagi jika mereka punya hobi/aktivitas sampingan, seperti merintis bisnis online. Bagi mahasiwa KURA KURA alias kuliah rapat – kuliah rapat, lho bukannya aplikasi ini malah membantu  mengatur jadwal mereka sehingga mereka akan semakin aktif berogrganisasi karena jadwal kuliah lebih pasti dan tidak berubah-ubah seperti  jadwal Liga 1 sepakbola. Aplikasi ini juga bisa diintergrasikan dgn task/assignment mahasiswa jadi mereka tidak perlu ribet urusan ini, assignment upload aja, paperless is better. Tak perlu lah, print beratus-ratus halaman, toh juga pd akhirnya akan jadi sampah.
Logikanya, masak urusan basic spt beli makan atau beli obat aja sdh berbasis online, masak urusan seperti ini masih manual gan? Jangan katrok-lah. You better change or you punah….kata Bu Menkeu inspiratif kita, Sri Mulyani.

Sisi Perkuliahan

Kuliah online bisa dilaksanakan apabila memang tatap muka tak bisa dilaksanakan. Sekali lagi, ini hanya untuk  pilihan kedua guys. Apabila memang kuliah tatap muka sama sekali tak bisa dilakukan.Lalu caranya? Kuliah online dengan memanfaatkan Webinar, bukannya sdh mulai lazim? Jadi dosen bisa darimana aja memberi kuliah dan mahasiswa bisa darimana saja mengikuti perkuliahan. Lalu jika wifi jd alasan? Dosen suruh ngomong sendiri terus rekam dan upload di akun youtube-nya, atau upload di website kampus. Mahasiswa, yang  tipikalnya ‘mati sesat’ alias mau gratisan setiap saat, bisa akses wifi  gratis di area fasilitas publik. Bahkan beberapa banjar di Bali sudah ada wifi gratis. Jangan cari alasan lagi soal wifi,  wifi jangan hanya dipakai buat game online, nonton gossip atau pranks….

Dosen pun bisa menyiapkan materi PPT dengan file suara, jadi akan semakin memperjelas materi kuliah yg diberikan. Lalu, setiap perkuliahan sudah saatnya memiliki rekaman suara. Jadi,  mahasiswa yang absen pun masih bisa mendengar rekaman perkuliahan. Bagi dosen, mereka pun akan benar-benar memberikan kuliah dan bukan berlatih stand up comedy atau menjadi dosen saiko yg suka marah2 ga jelas. Kampus-kampus  luar negeri  sudah menerapkan ini dimana para mahasiswa bisa mendownload rekaman suara perkuliahan melalui website kampus.

CCTV atau bahkan IP Camera sdh selayaknya tersedia. Di saat UTS atau UAS, Dosen tak perlu lagi capek-capek  dengan mata melotot apalagi sampai mnghardik mahasiswa yang nyontek, ngerpek dsg. CCTV is evidence. Bahkan, kita bisa lihat dari rumah saat mengawasi situasi ujian. Jika ada yg melanggar, tinggal catat dan tindak.   Anggaplah seperti ini, kita bisa pasang CCTV dirumah kita dan pantau aktivitas anak2 kita di rumah bahkan di saat kita berada di Luar negeri kan? Hasilnya, entah itu anak petani atau anak /saudara/tetangga boss besar, begitu mereka melanggar, dosen bisa memberi sanksi tegas dan alat bukti yg kuat. Pakai IP camera bahkan lbh bagus lagi, karena resolusinya lbh tinggi.

Lalu bimbingan skripsi?

Ini malah lebih mudah, selain masih bisa Webinar, bisa juga pakai skype kan, jadi bimbingan skripsi tidak harus face to face kan. Ga ada alasan skripsi ngadat krn dosen susah ditemui, dan dosen tak bisa lagi pakai alasan sibuk utk menghambat skripsi mahasiswa. Win-win solution kan?
Apa ini tidak terlalu ambisius?

Sekarang Mobil otonom dengan teknologi 5G sudah mulai jalan kok, masak urusan yang lebih simple tidak bisa dibuat. Terus kalo kita pernah liat film Eagle Eye (2008) atau Total Recall (2012), mungkin kita sadar bahwa apa yang  sy bilang saat ini adalah hal yang sangat biasa bagi mereka yg melek teknologi. O iya, beberapa teman dosen yang  saya kenal sudah mulai cakap teknologi. Namun, ini masih tergantung pada kemampun individu si dosen-dosen  tsb dan belum tersistematis dan menyeluruh. Barcelona tidak akan pernah sehebat sekarang jika hanya mengandalkan kemampuan individu Lionel Messi dan Luis Suarez bukan?

Nah, sekarang  terserah kita punya niat atau tak punya niat. Bedanya simple. Orang punya niat itu cari cara/jalan, orang  tak ada niat itu cari alasan. Where there’s a will there’s a way bro/sis!!!

Maaf bila ada yg tidak berkenan dengan tulisan ini.


Kok Rapid Test Bayar?

Kok Rapid Test Bayar? Ada hal yang membuat saya sedikit heran akhir-akhir ini, yakni   soal rapid test. Logika saya sederhana? Mengapa kit...